Peran BEI Dalam Pengembangan Pasar Modal Indonesia

Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi komunitas keuangan dunia termasuk Bursa Efek Indonesia dan para pelaku Pasar Modal Indonesia. Krisis keuangan global yang masih terasa dampaknya di tahun 2008 menuntut BEI harus selalu melakukan langkah strategis guna memberikan rasa kepercayaan dan keyakinan masyarakat/pemodal dalam mengarungi tahun 2009. Seiring berjalannya waktu, IHSG terus mengalami kenaikan yang diikuti dengan kenaikan nilai kapitalisasi pasar. IHSG saat ini terus naik dari level 1.100 dan sempat mencapai level tertinggi di posisi 2.323,236 pada akhir Juli 2009. Demikian pula dengan nilai kapitalisasi pasar untuk saham di akhir Juli 2009 telah kembali mencapai nilai Rp 1.824 triliun.

I. Aktifitas Perdagangan I.1. Perdagangan Saham
Sepanjang bulan Januari hingga Juli 2009, BEI terus menerus berupaya menciptakan pasar yang semakin likuid, teratur, wajar dan efisien. Sepanjang periode tersebut, Bursa telah menunjukkan kinerja yang positif. IHSG terus mengalami kenaikan. Pada tanggal 31 Juli 2009, IHSG ditutup pada level 2.323,236 atau mengalami kenaikan sebesar 71,40% dibandingkan pada penutupan di akhir tahun 2008 di level 1.355,408. Nilai kapitalisasi pasar untuk saham akhir Juli 2009 sebesar Rp 1.824 triliun, naik 1,23% dibanding akhir Juli 2008 yaitu Rp 1.802 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian periode Januari – Juli 2009 senilai Rp 3,84 triliun mengalami penurunan sebesar 28,99% dibanding periode yang sama tahun 2008 yaitu senilai Rp 5,40 triliun, sedangkan untuk rata-rata frekuensi transaksi harian periode Januari – Juli 2009 mencapai 85.028 kali transaksi atau mengalami peningkatan sebesar 43,69% dibanding periode yang sama tahun 2008 yaitu sebanyak 59.173 kali transaksi. Volume transaksi harian mencapai 6,43 miliar saham atau naik sebesar 93,78% dibanding periode yang sama di tahun 2008 yaitu 3,32 miliar saham.



I.2. Perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk: I.2.1. Obligasi Korporasi
Selama periode Januari – Juli 2009, aktifitas di pasar Obligasi Korporasi yang meliputi obligasi korporasi konvensional, syariah dan sukuk mencapai Rp. 21,30 triliun atau turun sebesar 38,2% dibanding dengan periode yang sama di tahun 2008 yaitu Rp. 34,47 triliun. Frekuensi transaksi mencapai 5.367 kali atau turun sebesar 27,09% dibandingkan periode yang sama di tahun 2008 sebesar 7.361 kali. Rata-rata transaksi harian mengalami penurunan dari Rp 239,36 miliar per hari pada periode Januari – Juli tahun 2008 menjadi 150,02 miliar per hari pada periode yang sama tahun 2009 atau turun 37,32%.


I.2.2. Surat Berharga Negara
Selama periode Januari – Juli 2009, aktifitas di pasar Surat Berharga Negara (SBN) termasuk ORI mencapai Rp. 424,41 triliun, mengalami penurunan sebesar 27,5% dibanding dengan periode yang sama di tahun 2008 yaitu Rp. 585,39 triliun. Frekuensi transaksi mencapai 27.967 kali atau turun sebesar 12,97% dibandingkan periode yang sama di tahun 2008 sebesar 32.134 kali. Rata-rata transaksi harian mengalami penurunan dari Rp 4,07 triliun perhari pada periode Januari – Juli tahun 2008 menjadi 2,99 triliun per hari pada periode yang sama tahun 2009 atau turun 26,48%.


I.3. Pasar Derivatif
Sepanjang semester satu tahun 2009 ini, Bursa Efek Indonesia sedang melakukan revitalisasi terhadap Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Kontrak Berjangka Index Efek (KBIE). Tujuan dilakukannya revitalisasi adalah karena spesifikasi produk derivatif sudah tidak sesuai dengan kebutuhan para pelaku pasar dan dibutuhkannya spesifikasi produk berstandar Internasional, selain itu untuk efisiensi sistem perdagangan Jakarta Options Trading System (JOTS) dan Futures Automated Trading System (FATS) maka sistem perdagangan diintegrasikan menjadi satu sistem yang diberi nama Derivative Trading System (DTS). Pengembangan DTS sudah sampai pada tahap pengujian dengan Anggota Bursa Derivatif dan rancangan Peraturan Perdagangan Derivatif telah disampaikan kepada Bapepam-LK. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman atas produk derivatif, Bursa Efek Indonesia secara reguler juga telah melakukan sosialisasi kepada Anggota Bursa, Investor, Asosiasi dan akademisi.


II. Aktifitas Pencatatan II.1. Pencatatan Saham
Selama periode Januari – Juli 2009 terdapat 7 emiten baru di BEI, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO), PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPFI), PT Inovisi Infracom Tbk.(INVS), PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO), PT Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) dan PT Katarina Utama Tbk. (RINA). Total dana yang berhasil dihimpun pada periode Januari - Juli 2009 adalah sebesar Rp 6,99 triliun, yang terdiri dari IPO Rp 0,77 triliun, Rights Rp 4,42 triliun dan Warrant Rp 1,79 triliun. BEI juga telah melakukan delisting terhadap 2 (dua ) emiten yaitu PT Jaka Inti Realtindo Tbk. (JAKA) dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX).


II.2. Pencatatan Surat Utang Korporasi
Untuk pencatatan Surat Utang baru sampai dengan Juli 2009, jumlah emisi Obligasi dan Sukuk korporasi serta Efek Beragun Aset yang dicatatkan di BEI adalah sebanyak 22 Emisi yang diterbitkan oleh 19 Emiten dengan nilai emisi mencapai Rp17,438 triliun. Nilai emisi ini naik sebesar 36% dari total nilai emisi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 12,858 triliun. Pencatatan emisi baru ini terdiri dari Obligasi konvensional sebanyak 17 Emisi senilai Rp16,102 triliun dan Sukuk sebanyak 4 emisi senilai Rp1,236 triliun.

Selain itu pada bulan Februari 2009 juga telah diterbitkan emisi Efek Beragun Aset (EBA) pertama yang tercatat di Bursa, senilai Rp100 miliar yang diterbitkan dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) oleh PT. Danareksa Investment Management sebagai manajer investasi dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai bank kustodian. KIK EBA dengan nama KIK EBA Danareksa SMF 1 Tahun 2009 merupakan hasil sekuritisasi atas aset tagihan kredit perumahan (Residential Mortgage Backed Securities / RMBS) yang dikelola oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai penyedia jasa bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sebagai koordinator. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sendiri juga menjadi emiten yang baru pertama kali mencatatkan Obligasi dengan nama Obligasi SMF I Tahun 2009 senilai Rp 300 miliar (tercatat pada 13 Juli 2009).

Total Obligasi, sukuk dan EBA yang masih tercatat sampai dengan Juli 2009 adalah 148 Emisi senilai Rp79,844 triliun yang diterbitkan oleh 88 Emiten terdiri dari 126 Obligasi konvensional senilai Rp 74,918 triliun dan 21 Sukuk senilai Rp4,829 triliun serta 1 KIK-EBA senilai Rp 91,013 miliar.


II.3. Pencatatan Surat Berharga Negara (SBN)
Untuk tahun 2009 jumlah emisi SBN yang dicatatkan di BEI sebanyak 42 Seri senilai Rp 58,64 triliun terdiri dari 9 Seri Emisi baru (1 Seri FR, 7 Seri SPN, dan 1 Seri SR) dengan nilai Rp19,11 triliun dan 33 Seri Emisi re-opening (25 Seri FR, 2 Seri VR, 6 Seri SPN) dengan nilai Rp39,54 triliun.

Melanjutkan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN / Sukuk Negara) pada tahun 2008, Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) pada tanggal 25 Februari 2009 menerbitkan Sukuk Negara Ritel seri SR-001 senilai Rp 5,56 triliun.

Total SBN yang masih tercatat sampai dengan Desember 2008 adalah 75 seri senilai Rp553,603 triliun meliputi 40 seri FR senilai Rp331,99 triliun, 16 seri VR senilai Rp143,29 triliun, 4 seri ZC senilai Rp11,45 triliun, 5 seri ORI senilai Rp34,57 triliun, 7 seri SPN senilai Rp22,05 triliun, 2 seri SBSN senilai Rp4,7 triliun, dan 1 seri SR senilai Rp 5,56 triliun.


III. Pemegang Saham, Keanggotaan dan Partisipan
Selama periode Januari – Juli 2009 jumlah Pemegang Saham BEI sebanyak 125 Perusahaan Efek. Jumlah Anggota Bursa (AB) adalah 119 AB yang terdiri dari 117 Anggota Bursa Aktif, dan 2 Anggota Bursa suspen dan 6 Anggota Bursa yang sudah dicabut SPAB-nya. Sedangkan jumlah partisipan sebanyak 107 terdiri dari 56 perusahaan efek, 35 bank, dan 16 bank kustodian. Dalam upaya pengembangan AB, BEI di tahun 2009 telah melakukan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk pembinaan, diantaranya sosialisasi Sistem FITS untuk Anggota Bursa sebanyak 3 kali, Sistem CTP PLTO untuk Partisipan sebanyak 7 kali, Pengoperasian Sistem Perdagangan JATS Next-G sebanyak 7 kali, dan sosialisasi Pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi Nasabah dan Pegawai Anggota Bursa sebanyak 6 kali.


IV. Penyempurnaan Peraturan
Dalam rangka harmonisasi peraturan, PT Bursa Efek Indonesia telah menyam-paikan peraturan ke Bapepam-LK untuk proses permohonan persetujuan. Peraturan Bursa tersebut meliputi 6 (enam) buah peraturan pokok Peraturan Bursa yaitu:

1. Peraturan Perdagangan Saham
2. Peraturan Perdagangan Derivatif
3. Peraturan Perdagangan Efek Bersifat Utang (Fixed Income)
4. Peraturan Keanggotaan dan Partisipan
5. Peraturan Pencatatan Beragun Aset (EBA)
6. Peraturan Pencatatan Saham & Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk.

Dari keenam Peraturan tersebut, beberapa peraturan sudah dilakukan pembahasan bersama dengan Bapepam dan LK, khususnya untuk Peraturan Keanggotaan dan Peraturan Perdagangan Saham. Sedangkan untuk Peraturan lainnya segera menyusul untuk dilakukan pembahasan dalam rangka proses memperoleh persetujuan dari Bapepam dan LK.


V. Sosialisasi dan Edukasi V.1. Forum Calon Investor
Selama tahun 2009, BEI telah melakukan roadshow di 7 kota, yaitu di kota Pekalongan, Cirebon, Manado, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru dan Medan. Selain itu, BEI bekerjasama dengan DJPU Departemen Keuangan juga melakukan kegiatan Pre-Marketing ORI006 di 12 kota, yaitu Cirebon, Kediri, Lampung, Jambi, Pekanbaru, Denpasar, Manado, Banjarmasin, Batam, Balikpapan, Solo dan Yogyakarta.

Dalam melakukan sosialisasi, BEI menggandeng berbagai pihak seperti AB, asosiasi profesi, organisasi kemasyarakatan, perbankan, pemerintah daerah, media, dan lain-lain. Adapun program-program sosialisasi yang dilakukan adalah berupa kegiatan Business Meeting, Forum Calon Investor, Forum Investor dan workshop wartawan.


V.2. Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
Di tahun 2009 ini, BEI sedang mempersiapkan peresmian 2 (dua) Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) baru, yaitu di kota Lampung dan Banjarmasin. Sehingga nantinya PIPM akan berada di 12 kota di Indonesia yaitu di Riau, Balikpapan, Manado, Makassar, Pekalongan, Padang, Jember, Pontianak, Yogyakarta, Cirebon, Lampung dan Samarinda.


V.3. Sekolah Pasar Modal
Pada tahun 2009 BEI bersama KPEI, KSEI dan Danareksa kembali menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal yang secara rutin memberikan pendidikan Pasar Modal secara gratis kepada masyarakat setiap hari Rabu bertempat di Gallery Bursa Efek Indonesia. Secara keseluruhan Sekolah Pasar Modal tersebut memiliki 3 (tiga) macam program yaitu Basic, Intermediate dan Advance. Selama periode Januari – Juli 2009 Sekolah Pasar Modal telah melaksanakan 5 (lima) gelombang dengan jumlah peserta sebanyak 1.652 peserta.


V.4. Pojok BEI
Di Tahun 2009 BEI telah mendirikan 5 (lima) Pojok BEI di berbagai universitas, diantaranya Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Jakarta, UPN ”Veteran” Jakarta, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Jumlah Pojok BEI hingga saat ini mencapai 57 Pojok BEI. Tujuan pendirian Pojok BEI ini adalah untuk memperkenalkan Pasar Modal ke dalam dunia akademika, tidak hanya dari sisi teori namun juga prakteknya.

Tidak hanya melakukan peningkatan jumlah Pojok BEI, BEI juga melakukan pengembangan bagi Pojok-Pojok BEI yang sudah ada, berupa: peningkatan bentuk Pojok BEI dari 2 in 1 menjadi 3 in 1, yaitu Pojok Universitas Diponegoro; perubahan alih kelola Pojok BEI , seperti perubahan alih kelola Pojok BEI - STIE Kesatuan Bogor dari PT Sarijaya Permana Sekuritas kepada PT Etrading Securities; dan juga pengembangan kualitas pengurus Pojok BEI berupa Edukasi Pasar Modal bagi Pengurus Pojok BEI yang telah dilakukan di UTY Yogyakarta dan direncanakan akan diadakan pula di kota-kota lain yang memiliki Pojok BEI cukup banyak dan potensi Universitas yang akan mendirikan Pojok.


V.5. Kunjungan
BEI juga rutin menerima kunjungan dari berbagai universitas dan sekolah dari seluruh Indonesia. Total peserta kunjungan periode Januari – Juli 2009 untuk tingkat SMA/SMK sebanyak 15 rombongan dengan total 1.377 peserta, sedangkan untuk tingkat Universitas sebanyak 49 rombongan dengan total 3.376 peserta dan dari institusi / lembaga sebanyak 2 rombongan dengan total 80 peserta.


V.6. Virtual Trading
Adanya Virtual Trading dalam website BEI sebagai langkah untuk mensosialisasikan mekanisme transaksi di bursa secara web based. Diharapkan dengan adanya sistem simulasi transaksi secara virtual ini, pemahaman akan mekanisme transaksi di Bursa Efek Indonesia bisa menjangkau ke seluruh pelosok Indonesia. Masyarakat dapat mencoba atau mensimulasikan transaksi, membuat portofolio individu yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data realtime perdagangan Bursa Efek Indonesia.


V.7. Investor Day 2009
Acara Investor Day yang berlangsung pada tanggal 11-12 Mei 2009 merupakan kegiatan yang dimaksudkan sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan investor berinvestasi di pasar modal Indonesia, membuka akses dan hubungan yang lebih luas antara investor institusi dengan Emiten, serta meningkatkan kualitas kepercayaan dan pemahaman para analis, fund manager, serta investor institusi terhadap perkembangan bisnis para emiten. Pada kesempatan tersebut, 16 (enam belas) emiten memberikan paparan tentang langkah dan perkembangannya.


VI. Kegiatan Internasional
Untuk meningkatkan aktualisasinya di kalangan bursa dunia, BEI telah banyak berpartisipasi dan bekerjasama dalam kegiatan internasional, antara lain :

* Presentasi Pasar Indonesia di acara Daiwa Investment Conference, Tokyo – Jepang;
* Pertemuan CEOs Bursa di ASEAN untuk membahas tentang ASEAN Linkage & penandatanganan MOU bersama;
* Re-scheduling AOSEF WC meeting yang semula akan diadakan di Mumbai pada bulan Desember 2008. AOSEF WC meeting ini akan dilaksanakan di Kuala Lumpur; Penyelenggaraan pertemuan tahunan AOSEF & anggota WC;
* Sidang Tahunan ADB yang mencakup Pameran Indonesian Day dan ASEAN Investment Day;
* Pertemuan rutin CEOs Bursa di ASEAN untuk membahas kelanjutan ASEAN Linkage dan kesempatan kerjasama lainnya;
* Workshop yang berkaitan dengan fungsi pengawasan yang diadakan untuk anggota AOSEF;
* Presentasi mengenai Aktivitas dan mekanisme Pasar Modal di Indonesia pada saat menerima kunjungan delegasi dari Iran.


VII. Proyek Pembaruan Sistem Perdagangan
Dalam rangka peremajaan sistem perdagangan, BEI telah mengimplementasikan sistem baru yang diberi nama JATS Next-G (Next Generation) pada tanggal 2 Maret 2009.
Pada saat implementasi, JATS Next-G dapat menampung 500.000 order dan 250.000 transaksi per hari. Untuk mengantisipasi peningkatan volume perdagangan sejak 15 Juni 2009, kapasitas tersebut sudah ditingkatkan sehingga mampu menerima maksimum 1.000.000 order dan 500.000 transaksi per hari.
Berbagai fitur yang terdapat pada JATS-NextG, antara lain :

1. Menyediakan fasilitas perdagangan terpadu (multi products single platform) yakni single operation, single price dissemination dan single market supervision;
2. Sinergi optimal hardware dan software;
3. Terintegrasi dengan sistem yang ada yakni Data Feed, JATS-RT dan SMARTS;
4. Load Balancing dan Fault Tolerance System.

JATS Next-G mampu menangani seluruh produk finansial (saham, obligasi dan derivatif) dalam satu platform dengan implementasi secara bertahap. Tahap pertama yang telah diimplementasikan adalah perdagangan saham, dan tahap selanjutnya produk derivatif serta obligasi.


VIII. IDXMobile
IDX Mobile adalah aplikasi penyedia informasi perdagangan saham secara realtime melalui telepon seluler yang telah di-launching pada tanggal 23 Oktober 2008. Sampai dengan bulan Juli 2009, telah terdapat 15 Anggota Bursa yang berlangganan paket 150 user (total: 2.205 user) dan 900 pelanggan retail. IDXMobile dapat menampilkan informasi running trade, stock summary, stock quotes, index, top gainers dan top loosers serta order book secara realtime.


IX. Sistem Pelaporan Secara Elektronik oleh Perusahaan Tercatat Melalui IDXnet
Implementasi sistem pelaporan elektronik oleh Perusahaan Tercatat yang mulai diimplementasikan sejak tahun 2008, sampai akhir Juli 2009 telah digunakan oleh 99,0% Perusahaan Tercatat meliputi 229 Perusahaan Tercatat Sektor Jasa dan 168 Perusahaan Tercatat Sektor Riil.
Pada tahapan berikutnya, sarana ini akan terus dimodifikasi dan dikembangkan sehingga informasi yang dapat disampaikan menjadi semakin lengkap dan keandalan serta kenyamanan pengguna juga akan lebih diperhatikan. IDXnet pada masa mendatang juga akan diimplementasikan untuk Perusahaan Tercatat yang mencatatkan Efek lain selain saham, antara lain yaitu ETF, Efek Bersifat Utang, Sukuk, dan Efek Beragun Aset (EBA).


X. Indeks Baru
* Penerbitan Indeks Bisnis-27

Pada tanggal 27 Januari 2009, PT Bursa Efek Indonesia bersama dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks Bisnis-27 yang diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi investor dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

* Penerbitan Indeks PEFINDO25

Pada tanggal 18 Mei 2009, PT Bursa Efek Indonesia bersama PT PEFINDO dan harian Investor Daily meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama PEFINDO25 SME Index. Indeks tersebut merepresen-tasikan saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises – SME) yang mempunyai kinerja fundamental dan likuiditas yang baik. Diharapkan dengan peluncuran Indeks PEFINDO25 eksposur keberadaan emiten-emiten SME di Bursa dapat semakin meningkat.



* Penerbitan Indeks SRI-KEHATI

PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juni 2009 bersama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), yang bergerak di bidang pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, meluncurkan indeks harga saham yang mengacu pada tata cara sustainable and responsible investment (SRI) yang diberi nama Indeks SRI-KEHATI. Indeks ini diciptakan sebagai tambahan pedoman investasi bagi pemodal, dengan membangun suatu benchmark indeks harga saham baru yang secara khusus memuat saham-saham Emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan melalui metodologi yang didasarkan kepada kepedulian mengenai lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Diharapkan dengan peluncuran Indeks SRI-KEHATI eksposur keberadaan Emiten yang sadar lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik di Bursa dapat semakin meningkat.


XI. Sekolah Tinggi Pasar Modal
Sebagai upaya pemenuhan tenaga kerja di Pasar Modal yang saat ini jumlahnya masih sangat terbatas, BEI bersama-sama dengan Bapepam-LK dan SRO lainnya saat ini telah melakukan proses pembentukan sebuah Sekolah Tinggi Pasar Modal. Saat ini prosesnya telah sampai pada pendirian Perhimpunan yang menaungi Sekolah Tinggi tersebut serta setting lokasi dan pembentukan Komite Standar Pengajaran yang terdiri dari para pelaku pasar modal Indonesia. Sekolah Tinggi khusus Pasar Modal ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang siap pakai sehingga akan semakin mendukung upaya pengembangan Pasar Modal Indonesia.


XII. Corporate Social Responsibility
Sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas keluarga besar Pasar Modal Indonesia, Bapepam-LK, BEI dan SRO lainnya telah melakukan berbagai kegiatan sosial, diantaranya adalah bantuan pembangunan kembali Sekolah Dasar Negeri Batokan V, Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur yang rusak akibat banjir.

Fisik bangunan sekolah sudah dibangun kembali dengan tingkat penyelesaian 100% dan sudah diserahterimakan kepada pihak Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro pada tanggal 6 Juli 2009. Sekolah tersebut kini sudah digunakan dan tinggal menunggu peresmian oleh SRO yang rencananya akan dilakukan sekitar bulan September – Oktober 2009.

Demikian untuk diketahui publik.


Source :
SEKRETARIS PERUSAHAAN
PT BURSA EFEK INDONESIA
MEDIA CONTACT :
TELP: 021 5150515 EXT 4302, FAX: 021 5150330
EMAIL: webmaster@idx.co.id

No comments: